Minggu, 30 Desember 2012

Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

Penulis : Tere Liye
Jumlah halaman : 256
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Saat itu Tania memijat-mijat telapak kakinya yang berdarah karena tertusuk paku payung. Adiknya, Dede, melihat kakaknya yang kesakitan pada saat itu mengamen di dalam bis. Hingga datanglah seorang penumpang yang baik hati menghampiri mereka membalut luka Tania.
Semenjak itulah kehidupan mereka mulai berubah berkat bantuan lelaki di bis tadi, Danar, 14 tahun lebih tua dari Tania. Kakak beradik itu mulai sekolah lagi. Ibunya yang biasanya sakit-sakitan mulai sehat dan membuka usaha kue tradisional. Tania yang cerdas mendapat beasiswa ASEAN untuk melanjutkan jenjang SMP-nya di Singapura. Sebelum pengumuman penerimaan beasiswa ibunya meninggal menyusul ayahnya. Anak yatim-piatu itu pindah ke kontrakan Danar. Sungguh berat hati Tania berangkat ke Singapura meninggalkan orang-orang yang disayanginya. Namun karena janjinya kepada ibunya sebelum meninggal akhirnya Tania memutuskan terbang ke Singapura.
Hari demi hari Tania menjalani aktivitasnya di negeri tetangga. Setiap waktu kosong dimanfaatkannya chatting dengan "Om Danar" panggilannya, Dede, sesekali juga "Tante Ratna" kekasih Danar. Sempat juga Danar dan Dede ke Singapura merayakan ulang tahun Tania ke-17. Sungguh kado yang luar biasa bagi Tania. Hingga tiba waktunya hari graduation, Tania menjadi siswa terbaik dari siswa lainnya yang mendapat beasiswa ASEAN. Dan akhirnya Tania mendapat beasiswa untuk melanjutkan SMA-nya di Singapura. Bahkan juga menjadi siswa lulusan terbaik. Pada akhirnya Tania mendapat tawaran kuliah di salah satu perguruan tinggi ternama di Singapura. Memang dia seorang yang dapat diandalkan.
Namun perasaannya yang telah lama terhadap Danar, tiba-tiba dihantam badai yang memporak-porandakan suasana hatinya karena kabar rencana pernikahan Danar dengan Ratna. Seketika itu Tania tidak lagi membalas email dari Danar atau Ratna membujuk agar Tania pulang ke Tanah air saat pernikahan mereka. Segala usaha tak bisa meluluhkan hati Tania untuk pulang walaupun Dede juga membujuknya.
Anne yang selama ini menjadi sahabat Tania asal Malaysia tahu persis kondisi Tania saat itu. Dengan berbagai masukan dari Anne tak membuahkan hasil. Hingga akhirnya Tania memutuskan tidak pulang ke Depok hingga beberapa tahun lamanya. Namun dia masih rutin mengirim paket permainan lego kepada Dede. Berbagai kesibukan Tania lakukan untuk melupakan masalah yang dialaminya mulai dari bisnis kue dan kelas mendongeng selama dia kuliah. Hingga akhirnya mendapat pekerjaan di perusahaan pialang tempatnya enam bulan terakhir magang. Kehidupannya selama ini masih berjalan normal. Perangainya yang paradoks tetap dilakukannya.
Sedikit demi sedikit Tania mulai menerima kejadian itu. Hingga pada akhirnya Tania ikut turun tangan dalam masalah yang menimpa keluarga kakaknya itu. Entahlah dia dibuat pusing dengan masalah tersebut dimulai dari informasi dari adiknya. Ternyata memang benar, perubahan sikap Kak Danar selama ini menjawab pertanyaan-pertanyaan Tania yang selama ini memendam perasaannya terhadap Danar. Tapi, nasi telah menjadi bubur. Perasaan yang telah layu dalam hati Tania tidak merubah peristiwa pernikahan kakaknya dengan Kak Ratna. Karena Tania cukup menyadari bahwa cinta tidak harus memiliki.
Sungguh suatu novel yang layak untuk dibaca. Menggugah semangat untuk terus bertahan hidup dan menjadikannya pelajaran dalam menghadapi problema kehidupan. Yakinlah bahwa keikhlasan akan membuat segalanya menjadi baik karena The falling leaf doesn't hate the wind (dipopulerkan dalam film Zatoichi)

Mohon maaf jika terdapat kesalahan. Kritik dan saran yang mambangun sangat dibutuhkan untuk perbaikan yang akan datang. Terimakasih telah membaca...... :)

Senin, 10 September 2012

we are the winner

Tahukah anda kenapa kita terlahir sebagai pemenang?

Jawabannya karena kita semua unik. Unik dari segi wajah walaupun terlahir kembar. Unik dari segi karakter yang menciri khaskan watak dan sikap.
Manusia terlahir dari satu sel ovum dan satu sel sperma. Bertriliun-triliun sel sperma yang berlomba-lomba untuk mencapai sel ovum. Dan hanya satu sel sperma yang dapat menembus sel ovum. Sehingga terjadilah fertilisasi (pembuahan) membentuk zigot kemudian berkembang menjadi individu baru. Maka dari itu pantas jika kita disebut pemenang.
Karena kita adalah seorang pemenang, maka jangan takut untuk bersaing di dunia ini menjadi seorang pemenang... Tentunya sesuai dengan batas norma yang telah digariskan.
Keep spiritt everybody!!!!